Jakarta, 7 Oktober 2024 – Federal Reserve (The Fed) diproyeksikan akan kembali menurunkan suku bunga pada dua pertemuan kebijakan terakhir tahun ini yaitu pada November dan Desember, masing-masing sebesar 25 basis poin (bp). Penurunan suku bunga ini diperkirakan akan membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, termasuk di sektor kripto. Analis Morgan Stanley menjelaskan bahwa keputusan tersebut didorong oleh kondisi ekonomi global yang masih rentan, terutama terkait dengan data pasar tenaga kerja di Amerika Serikat (AS).
Penurunan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin yang terjadi pada bulan September lebih besar dari perkiraan awal dan menandakan perubahan signifikan dalam kebijakan moneter AS. Analis juga memprediksi bahwa masih akan ada dua kali penurunan suku bunga lagi pada sisa tahun ini, masing-masing sebesar 25 bp. Prediksi ini dibuat berdasarkan data ekonomi terkini serta perkembangan pasar tenaga kerja yang masih belum stabil.
Dalam menghadapi ketidakpastian ini, pasar kripto global telah menunjukkan reaksi yang beragam. Investor, baik di pasar internasional maupun domestik, dihadapkan pada tantangan dalam mengambil keputusan investasi di tengah dinamika kebijakan moneter global. Penurunan suku bunga berpotensi meningkatkan minat terhadap aset berisiko, termasuk aset kripto, karena investor mencari peluang diversifikasi di tengah rendahnya imbal hasil dari aset tradisional.
Pengamat pasar juga mencatat bahwa kebijakan penurunan suku bunga The Fed dapat mempengaruhi nilai tukar dolar AS, yang pada gilirannya akan mempengaruhi harga aset kripto secara global. Perubahan nilai dolar AS, baik penguatan maupun pelemahan, akan berdampak pada sentimen investor terhadap mata uang digital. Bitcoin, yang kerap dipandang sebagai aset alternatif saat terjadi ketidakpastian ekonomi, kemungkinan besar akan mengalami pergerakan yang dipengaruhi oleh dinamika ini.
Oscar Darmawan, CEO Indodax, menanggapi situasi ini dengan optimisme. “Penurunan suku bunga oleh The Fed berpotensi memberikan dorongan positif bagi pasar aset kripto. Kondisi likuiditas yang lebih longgar biasanya mendorong investor untuk lebih tertarik pada aset berisiko, termasuk kripto. Namun, kami di Indodax selalu menganjurkan pengguna untuk mengedepankan manajemen risiko yang baik dalam setiap keputusan investasi,” jelasnya.
Oscar juga menyatakan bahwa kebijakan moneter global, seperti keputusan The Fed, hanyalah salah satu dari banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh investor kripto. “Faktor fundamental dari aset kripto itu sendiri harus tetap menjadi pertimbangan utama dalam investasi jangka panjang, meskipun ada peluang yang terbuka dari perubahan kebijakan ekonomi global,” ungkapnya.
Oscar Darmawan juga menekankan pentingnya bagi investor untuk tidak hanya berfokus pada kebijakan moneter global, tetapi juga melihat tren adopsi teknologi blockchain dan inovasi di sektor kripto. “Teknologi blockchain terus berkembang pesat, menciptakan peluang baru yang dapat mengubah cara kita bertransaksi. Investor perlu memanfaatkan perkembangan ini dengan bijaksana dan mengikuti tren teknologi yang dapat mempengaruhi nilai aset kripto,” jelasnya.
Selain itu, Oscar juga mengingatkan bahwa pasar kripto sangat dinamis dan dapat dipengaruhi oleh faktor lain, termasuk regulasi dari berbagai negara. “Regulasi yang semakin jelas di berbagai wilayah, termasuk di Indonesia, berpotensi memberikan stabilitas lebih lanjut bagi pasar kripto. Hal ini bisa menjadi peluang besar bagi investor untuk berinvestasi dengan rasa aman yang lebih tinggi, karena ekosistem kripto yang lebih teratur dan transparan,” ungkap Oscar.
Indodax juga berkomitmen untuk memberikan edukasi yang memadai bagi para penggunanya agar dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak di tengah dinamika ekonomi global. “Kami terus mendukung komunitas kripto di Indonesia dengan menyediakan informasi yang akurat dan terkini melalui INDODAX Academy, yang dapat diakses secara gratis melalui berbagai platform seperti website, YouTube, dan media sosial. Kami percaya bahwa edukasi adalah kunci untuk menghadapi perkembangan ekonomi global dan dampaknya terhadap pasar kripto,” tutup Oscar.
***
Tentang INDODAX
INDODAX merupakan perusahaan crypto exchange yang didirikan oleh dua pegiat kripto dan blockchain Tanah Air yakni, Oscar Darmawan dan William Sutanto. Berdiri resmi sejak 15 Februari 2014 dan sudah melayani lebih dari 6,9 juta member, INDODAX memperdagangkan aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan memiliki lebih dari 350 aset kripto dari seluruh dunia yang bisa diperjualbelikan dengan pergerakan harga selama 24 jam.
Sebagai crypto exchange pertama di Indonesia, INDODAX juga telah mendapatkan perizinan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). INDODAX menjadi perusahaan crypto exchange pertama di Indonesia yang mendapatkan dua sertifikasi internasional sekaligus pada 2019, yaitu 9001: 2015, 27001:2013 dan pada Juli 2021 kembali mendapatkan satu sertifikat ISO yaitu ISO 27017:2015.
Sejak berdiri sepuluh tahun lalu, INDODAX selalu berfokus kepada pelayanan dan terus aktif memberikan edukasi. Lewat kanal edukasi gratisnya, INDODAX Academy, investor kripto bisa mempelajari seluk beluk kripto dan blockchain.
Temukan Kami di Media Sosial
Telegram : https://t.me/INDODAXroom
Instagram : https://www.instagram.com/INDODAX
Tiktok : https://www.tiktok.com/@INDODAX
Twitter : https://twitter.com/INDODAX
Youtube : https://www.youtube.com/c/INDODAX
Facebook : https://www.facebook.com/INDODAX
INDODAX Academy : https://INDODAX.com/academy