Bollinger Band (secara harfiah, diartikan sebagai Garis Bollinger) merupakan sebuah indikator teknikal yang sangat bagus untuk digunakan dalam trading, dan banyak trader yang mengaku bahwa Bollinger Band ini merupakan kunci dasar agar trading mereka selalu berbuah profit. Bollinger Band merupakan garis yang ditarik di dalam dan di sekitar struktur pergerakan harga suatu komoditas/saham yang diperdagangkan. Bollinger Band akan menunjukkan batas relatif dari kenaikan atau penurunan harga. Titik penting dari indikator Bollinger Band sebenarnya terletak pada pergerakan rata-rata harga yang menunjukkan tren jangka menengah dari suatu komoditas/atau saham, berdasarkan pada jangka waktu trading yang sedang Anda pantau. Indikator tren ini dikenal sebagai middle band. Kebanyakan aplikasi yang memaparkan grafik stock trading menitikkan garis tengah (middle band) pada pergerakan harga rata-rata dalam 20 periode. Garis atas (upper band) dan garis bawah (lower band) merupakan alat ukur untuk fluktuasi kenaikan dan penurunan harga. Kedua garis ini dihitung sebagai dua penyimpangan/deviasi standar dari garis tengah.
Grafik dibawah ini menunjukkan garis atas dan garis bawah untuk Bollinger Band.
Strategi Trading menggunakan Bollinger Band
Mungkin Anda sudah sering mendengar tentang pola-pola umum yang muncul dalam analisis teknikal seperti double tops, double bottoms, ascending triangles, symmetrical triangles, head and shoulders top atau head and shoulders bottom, dan lainnya. Indikator Bollinger Band bisa membantu Anda menganalisa lebih jauh dan membuat Anda mengerti karakteristik-karakteristik pergerakan harga saham seperti titik puncak dan titik terendah per harinya, apakah saham itu memiliki tren, dan apakah harganya fluktuatif atau tidak. Bisa jadi ketika Anda trading menggunakan Bollinger Band, Anda menemukan bahwa jarak antara satu garis Bollinger dengan garis lainnya terlihat sangat dekat. Hal ini menandakan bahwa saham tersebut sedang diperdagangkan dalam kisaran yang sempit. Titik inilah yang merupakan titik pemicu yang harus Anda pantau dan analisa apakah harga akan meningkat secara drastis, atau sebaliknya, anjlok. Kebanyakan, pergerakan harga yang drastis bermula dari tingkat fluktuasi yang rendah. Keadaan seperti ini disebut dengan “building cause” . Pernah mendengar peribahasa “calm before the storm”? Inilah saat-saat tenang sebelum ‘badai’ datang.
#1 – Double Bottoms dan Bollinger Band
Strategi Bollinger Band pada umumnya meliputi situasi double bottom. Bagian bawah (“bottom“) pertama yang muncul di formasi ini biasanya ditunjukkan dengan adanya volume perdagangan yang kuat dan penurunan harga yang tajam hingga melewati garis bawah Bollinger. Contoh pergerakan ini biasanya menuju ke “automatic rally” (perlombaan harga yang terjadi secara natural). Puncak dari sebuah automatic rally biasanya muncul menjadi level pertama dari titik resistance yang berada di dasar “building process” yang terjadi sebelum harga saham tersebut bergerak naik. Ketika rally dimulai, harga cenderung untuk beberapa kali bergerak turun menyentuh harga rendah yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menguji kuatnya tekanan permintaan yang muncul ketika harga berada di titik terendah sebelumnya. Para analis yang menggunakan strategi Bollinger Band biasanya mencari kondisi seperti ini, khususnya yang tidak melewati garis bawah Bollinger. Hal ini menandakan bahwa kekuatan penawaran yang menekan harga saham terus ke bawah sudah berkurang, dan sekarang kondisi market sudah berubah dari yang awalnya dipenuhi oleh para penjual, menjadi kini dipenuhi oleh pihak pembeli. Anda juga perlu memperhatikan volume market, dan di kondisi ini, Anda akan melihat bahwa volume perdagangan sudah turun drastis.
Dibawah ini adalah contoh dari situasi double bottom yang melewati garis bawah Bollinger dan akhirnya berujung pada automatic rally. Grafik ini menunjukkan pergerakan harga saham perusahaan First Solar Inc. pada tanggal 30 Juni 2011. Harga saham anjlok dan mencetak titik terendah baru dimana volume perdagangan mengalami penurunan 40% bila dibandingkan dengan situasi ‘swing low‘ terakhir. Ditambah lagi, terlihat bahwa candlestick sedang berjuang keras untuk tidak melewati garis bawah dan atas Bollinger. Keadaan ini berujung pada sebuah rally yang menyebabkan harga meningkat 12% dalam waktu dua hari.
#2 – Pemutarbalikan dengan Bollinger Bands
Satu lagi metode trading yang sederhana namun efektif adalah memantau harga saham yang semakin tidak terlihat ketika melewati garis atas atau bawah Bollinger. Anda hanya perlu menambahkan sedikit analisis candlestick ke dalam strategi ini. Contohnya, daripada Anda menjual saham pada saat harganya melewati garis atas Bollinger, sebaiknya Anda menunggu dan memantau pergerakan harga saham itu secara lebih jauh. Jika harga buka saham semakin meningkat dan harga tutupnya masih mendekati harga terendah pada periode tersebut, dan masih tetap secara keseluruhan berada diluar garis-garis Bollinger, biasanya situasi ini menjadi indikator yang baik untuk memprediksi bahwa harga saham akan turun dalam waktu dekat. Anda bisa mulai mengambil posisi untuk menjual saham dengan target exit di 3 area: (1) garis atas, (2) garis tengah dan (3) garis bawah. Dalam contoh di grafik dibawah ini, Anda dapat melihat pergerakan harga saham Direxion Daily Small Cap Bull 3x Shares (TNA) yang mengalami jarak harga yang menarik pada pagi hari dimana harga melewati garis-garis Bollinger namun ditutup pada harga 1 penny dibawah garis bawah. Seperti yang dapat Anda lihat di dalam grafik, candlestick terlihat cukup mengerikan. Harga saham tiba-tiba menurun dan anjlok hingga hampir 2% dalam waktu 30 menit saja, yang tentunya menjadi kesempatan yang bagus untuk menggali profit bagi para trader.
#3 – Berjalan seiring dengan garis-garis Bollinger
Kesalahan terbesar yang biasa dilakukan oleh para analis-analis baru ketika menggunakan Bollinger Band adalah situasi dimana mereka menjual saham ketika harganya menyentuh garis atas, atau sebaliknya, membeli saham ketika harganya menyentuh garis bawah. Bapak Bollinger sendiri menyatakan bahwa ketika harga menyentuh garis atas atau garis bawah, belum tentu keadaan ini adalah saat yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Tidak hanya menganalisa, saya juga pernah trading langsung menggunakan strategi Bollinger Band ini secara berlanjut. Dengan menggunakan indikator-indikator teknikal lain dan membaca pola-pola yang ditunjukkan grafik, Anda justru bisa trading ketika harga saham ditutup di posisi atas/bawah garis atas dan bawah Bollinger.
Lihatlah contoh dibawah ini dan perhatikan ketatnya garis atas dan garis bawah Bollinger yang muncul sebelum harga menembus titik penting di dalam grafik. Sesuai perkataan saya diatas, ketika harga melewati atau menyentuh garis atas/bawah Bollinger, bukan berarti itu pertanda mutlak dimana Anda harus membeli/menjual saham. Coba perhatikan bagaimana volume perdagangan langsung meningkat pesat ketika harga menembus titik kritikal di dalam grafik dan mulai bergerak melewati garis Bollinger. Kondisi seperti ini bisa menjadi kesempatan Anda untuk menggali profit.
Saya ingin harga menyentuh garis tengah kembali. Garis tengah ditarik dari pergerakan harga rata-rata dalam 20 periode dan biasanya garis ini banyak Anda temukan di berbagai aplikasi grafik. Setiap saham memiliki pergerakan harga yang berbeda dan mungkin ada yang memprediksi harga dari 20 periode terakhir, ada juga yang tidak. Di beberapa kasus, Anda perlu mengubah harga rata-rata menjadi harga yang kira-kira bisa dijadikan penentu untuk harga berikutnya. Kurva ini merupakan pilihan yang tepat dan tentunya kita ingin mendapatkan lebih banyak peluang yang menguntungkan kita. Anda dapat menggunakan garis ini untuk merepresentasikan titik-titik support ketika harga turun dan di saat harga saham bergerak seiringan dengan garis-garis Bollinger. Anda bahkan bisa memasukkan posisi tambahan dalam trading saham ini bila menggunakan teknik ini.
Sebaliknya, kegagalan suatu saham dalam mengalami pergerakan harga di atas garis Bollinger menandakan bahwa kekuatan saham tersebut melemah. Ini adalah kesempatan bagi Anda untuk berpikir lebih lanjut dalam mengambil posisi atau mungkin ini saatnya Anda berhenti bermain dengan saham ini. Sebagai tambahan, kita harus melihat titik puncak dan titik terendah terbaru saat harga bergerak seiringan dengan garis-garis Bollinger.
#4 – Menekan Garis Bollinger
Strategi Bollinger band yang lain adalah dengan cara mengukur kapan akan terjadi situasi squeeze—keadaan dimana tingkat penawaran atau permintaan menipis. Bapak Bollinger menciptakan sebuah indikator yang dikenal dengan “Band Width” (lebarnya jarak antara garis atas dan bawah). Rumus formula ini sangat sederhana yaitu (Nilai Garis Atas Bollinger – Nilai Garis Bawah Bollinger) / Nilai Garis Tengah Bollinger (pergerakan harga rata-rata). Ide dasarnya adalah, dengan menggunakan grafik sehari-hari, kita bisa melihat bahwa ketika indikator menyentuh titik terendah dalam 6 bulan terakhir, maka fluktuasi harga bisa diprediksi akan meningkat. Hal ini kembali lagi pada ketatnya jarak antara garis-garis Bollinger seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Aksi penekanan, atau squeeze terhadap garis indikator Bollinger ini bisa menandakan suatu bentuk pergerakan harga yang besar. Anda bisa menggunakan indikator tambahan seperti meningkatnya volume perdagangan, atau melihat apakah indikator akumulasi distribusi muncul atau tidak, atau apakah kisaran harga semakin sempit di hari-hari yang tingkat perdagangannya cukup sepi. Indikasi-indikasi tambahan ini bisa menambahkan bukti-bukti kuat untuk memprediksi potensi terjadi squeeze di garis-garis Bollinger ini.
Kita tetap harus memiliki batasan ketika trading menggunakan strategi ini karena kondisi seperti ini bisa saja menipu kita. Coba perhatikan grafik BSC dan lihat bagaimana harga saham meningkat pada pembukaan tanggal 26 September. Namun ternyata harga saham malah berputarbalik dan semua trader tertipu. Anda tidak perlu mendapatkan profit yang begitu besar dari trading, sehingga tidak perlu terburu-buru. Tunggu saja sampai ada kepastian jelas bahwa harga akan bergerak secara drastis, baru Anda membuat keputusan. Jika Anda benar, harga akan semakin bergerak ke arah yang telah Anda prediksikan. Coba perhatikan bagaimana harga dan volume perdagangan meningkat drastis ketika harga bergerak mendekati titik puncak yang sangat menipu (garis kuning).
Untuk poin saya yang “menunggu kepastian”, coba kita perhatikan bagaimana caranya menggunakan strategi Bollinger Band Squeeze untuk keuntungan kita. Dibawah ini adalah grafik Research in Motion Limited (RIMM) yang pergerakan harganya dimunculkan dalam periode 5-menit pada tanggal 17 Juni 2011. Coba perhatikan bagaimana jarak antara garis Bollinger sangat sempit menyambut morning gap.
Saat ini, trader dapat mengambil pendekatan dasar dalam trading dengan cara menjual saham secara terbuka dengan asumsi bahwa tekanan penawaran yang muncul dari ketatnya jarak antar garis Bollinger bisa membuat harga saham semakin rendah. Pendekatan lain adalah dengan cara menunggu adanya kepastian bahwa hal tersebut akan terjadi. Jadi, cara yang tepat untuk diambil ketika situasinya seperti ini adalah (1) menunggu hingga candlestick bergerak masuk kembali ke dalam garis-garis Bollinger dan (2) pastikan bahwa ada beberapa bar yang tidak melewati titik terendah pada bar sebelumnya dan (3) jual pada saat harga turun menembus titik rendah dari candlestick yang pertama. Tiga persyaratan ini tidak sering Anda temukan di dalam market, namun ketika muncul, memprediksi harga menjadi sangat mudah. Dalam grafik dibawah ini, Anda dapat melihat pergerakan harga yang memenuhi persyaratan pendekatan ini.
Sekarang mari kita lihat situasi yang mirip tapi dalam jangka panjang. Dibawah ini adalah grafik pergerakan saham Google pada tanggal 26 April 2016. Perhatikan bagaimana GOOG meningkat melebihi garis atas Bollinger dan turun kembali sampai masuk ke dalam area diantara garis-garis Bollinger, sampai akhirnya meningkat kembali melebihi harga puncak candlestick yang pertama. Situasi seperti ini bisa terbukti sangat kuat bila harganya berjalan seiringan dengan garis-garis Bollinger.
Kesimpulan
Empat metode ini adalah metode yang sangat bagus untuk trading menggunakan garis-garis Bollinger. Saya tidak sering menggunakan banyak indikator di dalam grafik saya karena saya cenderung sering gelisah. Saya hanya menyimpan harga, volume dan garis-garis Bollinger di dalam grafik supaya lebih simple. Jika Anda merasa membutuhkan lebih banyak indikator di dalam analisis Anda, pastikan Anda mengujinya terlebih dahulu sebelum mulai trading.
Artikel diambil dan diterjemahkan dari “Top 4 Bollinger Bands Trading Strategies” karya Alton Hill yang bisa Anda akses disini: http://tradingsim.com/blog/bollinger-bands/